Rabu, 23 Desember 2015

PERISTIWA AGUNG MENJELANG KELAHIRAN BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW

DETIK-DETIK BERSEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Berdasarkan Penuturan Ibunda Nabi Muhammad sendiri (Sayyidah Aminah)

Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami asy-Syafi’i di dalam kitabnya (النعمةُ الكبرى على العالَم) hal. 61 menjelaskan:
Bahwa sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayidah Aminah (bulan Rabiul Awal), saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah semakin melimpahkan berbagai macam anugerah-Nya kepada Sayidah Aminah, mulai malam tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Bulan Rabiul Awal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad;

Pada malam tanggal 1, Allah melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayidah Aminah, sehingga beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pada malam tanggal 2, datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapatkan anugerah agung yang luar biasa dari Allah.

Pada malam tanggal 3, datang seruan memanggil kepadanya, "Wahai Aminah, sudah dekat saatnya Engkau akan melahirkan Nabi Agung Rasulullah Muhammad yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah."

Pada malam tanggal 4, Sayidah Aminah mendengar beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan sangat jelas sekali.

Pada malam tanggal 5, Sayidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim, Khalilullah.

Pada malam tanggal 6, Sayidah Aminah melihat cahaya Rasulullah memenuhi segala penjuru alam semesta.

Pada malam tanggal 7, Sayidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira, sehingga kebahagiaan dan kedamaiannya semakin memuncak.

Pada malam tanggal 8, Sayidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana. Suara tersebut sangat jelas mengumandangkan, "Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat saat kelahiran Nabi Agung Kekasih Allah, Pencipta alam semesta."

Pada malam tanggal 9, Allah semakin mengucurkan limpahan belas kasih sayang-Nya kepada Sayidah Aminah, sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah atau sakit dalam diri dan jiwa Sayidah Aminah.

Pada malam tanggal 10, Sayidah Aminah melihat tanah Thoif dan Mina ikut bergembira ria menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad.

Pada malam tanggal 11, Sayidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Nabi Besar Muhammad.

Maka, pada malam 12 Bulan Rabiul Awal, langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun, saat itu Sayid Abdul Muthalib sedang bermunajat kepada Allah di sekitar Kabah dan Sayidah Aminah sendirian di rumah tanpa ada seorangpun yang menemaninya.

Tiba-tiba, beliau Sayidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah. Lalu, perlahan-lahan muncul empat wanita yang sangat anggun nan cantik jelita dan diliputi cahaya yang memancar berkemilauan serta semerbak harum wewangian memenuhi seluruh ruangan. Wanita pertama (Hawa, istri Nabi Adam) datang dan berkata kepada Sayidah Aminah, "Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan Nabi Agung junjungan alam semesta, Baginda Nabi Muhammad. Kenalilah olehmu sesungguhnya aku ini adalah Hawa, Ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah untuk menemanimu." Kemudian Ibu Hawa duduk di samping kanan Sayidah Aminah. Dan mendekat lagi wanita yang kedua (Sarah, istri Nabi Ibrahim) kepada Sayidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya, "Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan Baginda Nabi Muhammad, seorang Nabi Agung yang dianugerahi Allah kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya. Nabi Agung yang ilmunya sebagai sumber seluruh ilmunya para nabi dan para kekasih Allah. Nabi Agung yang cahayanya meliputi seluruh alam. Dan ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku ini adalah Sarah, istri Nabi Ibrahim. Aku diperintahkan Allah untuk menemanimu." Kemudian Sayidah Sarah duduk di sebelah kiri Sayidah Aminah. Selanjutnya, wanita ketiga (Asiyah binti Muzahim, istri Firaun) pun kemudian mendekat dan menyampaikan berita gembira kepadanya, "Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad, Kekasih Allah yang paling agung dan insan sempurna yang paling utama mendapatkan pujian dari Allah dan dari seluruh makhuk-Nya. Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah untuk menemanimu". Kemudian Sayidah Asiyah binti Muzahim tersebut duduk di belakang Sayidah Aminah. Sejenak Sayidah Aminah semakin kagum, karena wanita yang ke empat (Maryam, ibunda Nabi Isa) adalah lebih anggun berwibawa dan memiliki kecantikan luar biasa. Kemudian mendekat kepada Sayidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira, "Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad yang dianugerahi Allah berbagai macam mukjizat yang sangat agung dan sangat luar biasa. Beliau lah junjungan seluruh penghuni langit dan bumi. Hanya untuk beliau, semata segala bentuk shalawat (rahmat takzim) Allah dan salam sejahtera-Nya yang sempurna. Ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam ibunda Nabi Isa. Kami semua ditugaskan oleh Allah untuk menemanimu demi menyambut kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad." Kemudian Sayidah Maryam, ibunda Nabi Isa duduk mendekatkan diri di depan Sayidah Aminah. Maka, keempat wanita suci mulia nan agung di sisi Allah tersebut kemudian merapat dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Muhammad, Sayidah Aminah Binti Wahab, sehingga Ibunda Rasulullah semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan dalam jiwanya.

Kebahagiaan dan keindahan yang dialami oleh Ibunda Rasulullah saat itu, tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Dan peristiwa demi peristiwa yang sangat agung, semakin Allah limpahkan demi penghormatan besar kepada Baginda Rasulullah Muhammad. Keajaiban berikutnya adalah Sayidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya saling berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayidah Aminah dan mereka memanjatkan puja, puji dan tasbih kepada Allah dengan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda. Detik berikutnya adalah Sayidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka. Terlihat oleh beliau berbagai macam bintang-bintang di angkasa raya yang sangat indah berkilauan yang saling beterbangan di langit ke segenap penjuru angkasa yang sangat cerah dipenuhi cahaya. Selanjutnya, Allah limpahkan mandat khusus kepada Malaikat Jibril untuk mengemban tugas agung dalam momen yang paling agung dan bersejarah bagi seluruh makhluk Allah. Firman Allah kepadanya: "Hai Jibril, serukanlah kepada seluruh arwah suci para nabi, para rasul dan para wali agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad. Hai Jibril, bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat al-Qurb dan al-Wishal kepada Nabi Agung Muhammad yang memiliki nur dan maqam luhur di sisi-Ku. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Malaikat agar menutup semua pintu neraka. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Ridlwan agar membuka seluruh pintu surga. Hai Jibril, pakailah olehmu Hullah ar-Ridlwan (pakaian khusus yang diliputi keridhaan-Ku) demi menyambut kekasih-Ku, Nabi Agung Muhammad. Hai Jibril, turunlah ke bumi dengan membawa seluruh pasukan malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para Malaikat Karubiyyin, para malaikat yang selalu mengelilingi Arasy, suruh mereka semua turun ke bumi dan berbaris rapi demi memuliakan dan mengagungkan kedatangan kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad. Hai Jibril, kumandangkanlah seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ketujuh dan di segenap penjuru bumi hingga lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa sesungguhnya sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi Akhir Zaman, Baginda Nabi Muhammad." Kemudian seketika itu pula Malaikat Jibril secepat kilat langsung melaksanakan seluruh mandat khusus dan agung dari Allah tersebut. Serentak beliau bawa seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung Mekah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Mekah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula seluruh hewan-hewan yang ada di segenap penjuru di bumi, di lautan dan di angkasa bersuka cita demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad. Ibunda Rasulullah, Sayidah Aminah berkata, "Saat itu pula, dengan izin Allah, bisa terlihat jelas olehku gedung-gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku juga melihat tiga pilar bendera yang dibawa oleh para malaikat. Yang satu ditancapkan di jagad timur, yang satu ditancapkan di jagad barat dan yang satunya lagi di atas Kabah Baitullah.

Dalam keadaan yang dipenuhi oleh misteri segala keajaiban yang sedemikian rupa, seketika pula datang serombongan burung-burung bercahaya yang indah memenuhi ruanganku, datang silih berganti. Paruh dan sayapnya adalah berupa mutiara zamrud dan yaqut yang indah sekali. Burung-burung tersebut menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka ragam indahnya di ruanganku. Setelah itu, mereka serentak memanjatkan puja, puji dan tasbih kepada Allah. Dan aku lihat pula para malaikat datang bergerombolan dan silih berganti sambil membawa mabkharah (tempat dupa) berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa-dupa wewangian surga yang semerbak harum baunya memenuhi seluruh jagad raya. Sambil bergemuruh, suara mereka mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad. Seketika itu pula, aku lihat bulan terbelah di atasku laksana qubah dan bintang-bintang gemerlapan berjajar rapi di atas kepalaku laksana mata rantai emas intan permata. Tiba-tiba, telah ada di sisiku secangkir minuman putih bening melebihi susu. Seketika aku meminumnya dan terasa nikmat sekali. Kelezatan manisnya melebihi gula dan madu dan kesejukannya melebihi salju (es). Maka seketika lepaslah segala dahagaku. Sangat terasa nikmat, segar dan lezat sekali yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seketika cahaya yang luar biasa meliputi diriku. Kemudian, datanglah burung putih berkilauan cahaya mendekati dan mengusapkan sayapnya pada diriku. Saat itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan dan aku bersandar pada para wanita yang ada di sekelilingku. Seketika lahirlah Nabi Akhir Zaman, Kekasih Allah yang sempurna, Rasulullah Muhammad. Saya tidak melihat kecuali hanya sinar cahaya yang sangat agung. Tidak lama kemudian, aku melihat putraku (Rasulullah Muhammad) telah berada di sampingku terselimuti dengan sutera putih di atas hamparan sutera hijau dalam keadaan sujud mengiba kehadirat Allah dengan mengangkat jari telunjuknya. Dan saya mendengar beliau Rasulullah mengucapkan:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا "

Allah Maha Besar dengan segala keagungan-Nya. Segala puji bagi Allah atas segala anugerah-Nya. Maha Suci Allah kekal abadi selama-lamanya."

Pada saat itulah semakin memuncak kegembiraan seluruh penghuni alam semesta. Para malaikat, para nabi, para wali, para bidadari surga, seluruh makhluk-makhluk Allah yang ada di daratan, di lautan, di angkasa dan bahkan bumi, laut, udara, bintang-bintang, bulan, matahari, langit, Kursi dan Arasy, seluruhnya benar-benar meluapkan kegembiraan dan memuncakkan shalawat takdzim kepada Kekasih Allah, Nabi Akhir Zaman, Baginda Rasulullah Muhammad. Bahkan, Kabah Baitullah ikut bergetar selama 3 hari berturut-turut karena bahagia dan bangga menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Maulid ad-Dibai, milik Imam Abdur Rahman ad-Dibai,

ِفَاهْتَزَّ الْعَرْشُ طَرَبًا وَاسْتِبْشَارًا وَازْدَادَ الْكُرْسِيُّ هَيْبَةً وَوَقَارًا وَامْتَلَأَتِ السَّمَوَاتُ أَنْوَارًا وَضَجَّت الْمَلَائِكَةُ تَهْلِيْلًا وَتَمْجِيْدًا وَاسْتِغْفَارًا

"Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad), Arasy seketika gentar hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya. Kursi juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya. Seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang. Para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar kepada Allah dengan mengucapkan:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

"Maha Suci Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Allah Maha Besar."

Sesungguhnya dengan keagungan Baginda Rasulullah Muhammad di sisi Allah, maka Allah telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya (Malaikat Jibril, Malaikat Muqarrabin, Malaikat Karubiyyin, malaikat yang selalu mengelilingi Arasy dan malaikat lainnya) agar serentak berdiri pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad dengan memanjatkan tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan istighfar kepada Allah.

Semua fenomena keajaiban-keajaiban agung yang terjadi pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad yang diwujudkan oleh Allah, semata-mata hanya menunjukkan kepada semua makhluk Allah bahwa Baginda Nabi Muhammad adalah makhluk yang paling dicintai-Nya, makhluk yang paling agung dan mulia derajatnya di sisi-Nya. Sayyidul Mursalin, Rasulullah dilahirkan di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di Mekkah pada pagi hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 51 Sebelum Hijrah, tahun pertama tragedi pasukan gajah atau empat puluh tahun dari berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan. Juga bertepatan dengan Hari Senin, tanggal 4 Mei 572 M sesuai dengan analisis seorang Alim Besar, Muhammad Sulaiman al-Manshur Furi dan Astrolog (Ahli Ilmu Falak), Mahmud Basya. Rasulullah Lahir dalam keadaan yatim. Ayah beliau (Abdullah) meninggal dunia saat beliau masih dalam kandungan Berikut ini adalah kejadian-kejadian luar biasa pada saat Nabi Muhammad dilahirkan: Ibunda nabi Muhammad berkata, "Saat ia dalam kandunganku, aku bermimpi melihat cahaya terang yang keluar dari diriku menyinari istana-istana Bushra di negeri Syam. Demi Allah, selama aku hamil sama sekali tidak merasa berat. Tidak ada wanita hamil yang merasa seringan dan semudah yang aku rasakan. Ketika lahir, ia meletakkan telapak tangannya di tanah, sedang kepalanya menengadah ke langit." Telah terjadi irhashat (tanda-tanda awal yang menunjukkan kenabian) ketika milad beliau. Di antaranya:

(1) Runtuhnya 14 balkon istana kekaisaran.

(2) Padamnya api yang sekian lama disembah oleh kaum Majusi, dan

(3) Hancurnya gereja-gereja di sekitar danau Sawah setelah airnya menyusut. (Riwayat tersebut dilansir oleh ath-Thabari dan al-Baihaqi).

Begitu juga, keberkahan yang dirasakan oleh Halimah saat mengasuh Nabi Muhammad adalah:

1. Unta milik Halimah yang sudah tua yang digunakan untuk membawa Nabi Muhammad secara mengejutkan bisa menempuh jarak yang tidak bisa ditempuh oleh unta lain yang lebih sehat dan lebih muda dari unta miliknya. “Kemudian kami pergi keluar lagi dan aku menunggangi unta betinaku dan membawa serta beliau di atasnya. Demi Allah, unta betinaku tersebut sanggup menempuh perjalanan yang tidak sanggup dilakukan oleh unta-unta mereka, sehingga teman-teman wanitaku dengan penuh keheranan berkata kepadaku, 'Wahai putri Abu Zuaib, Celaka! Kasihanilah kami. Bukankah unta ini yang dulu pernah bersamamu?' Aku menjawab, 'Demi Allah, inilah unta yang dulu itu!' Mereka berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya unta ini memiliki keistimewaan'."

2. Kambing milik Halimah mengeluarkan banyak susu di saat yang lain tidak setetes pun keluar air susunya. "Kemudian kami mendatangi tempat tinggal kami di perkampungan kabilah Bani Saad. Sepanjang pengetahuanku, tidak ada bumi Allah yang lebih tandus darinya. Ketika kami datang, kambingku tampak dalam keadaan kenyang dan banyak air susunya, sehingga kami dapat memerasnya dan meminumnya. Padahal orang-orang tidak mendapatkan setetes air susu pun walaupun dari kambing yang gemuk. Kejadian ini membuat orang-orang yang hadir dari kaumku berkata kepada para pengembala mereka, 'Celakalah kalian! Pergilah membuntuti ke mana saja pengembala kambing putri Abu Zuaib mengembalakannya."

Referensi:
1. Kitab Nurul Musthofa Jilid 1, karya Habib Murtadho bin Abdullah bin Ahmad al-Kaff.
2. Riwayat Kehidupan Nabi Muhammad, karya H.M. Hamid Husaini.
3. Kitab al-Hawi lil-Fatawi yang dikarang oleh Syaikh Jalaluddin Abdur Rahman as-Suyuthi.
4. Kitab Dalailun Nubuwwah, karya Imam Baihaqi.
5. Kitab Dalailun Kurniawan yang dikarang oleh Imam Abu Na’im al-Ashfahani.
6. Kitab an-Ni’matul Kubra ‘alal ‘Alam. Karya Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami.
7. Kitab Sabilul Iddikar, karya Imam Quthbul Ghouts wad-Da’wah wal-Irsyad Habib Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad.
8. Kitab al-Ghurar, karya Habib Muhammad bin Ali bin Alawy Ba Alawy al-Husaini.
9. Kitab asy-Syifa’ yang dikarang oleh Imam Qadhi ‘Iyadh.
10. Kitab as-Sirah An-Nabawiyah, karya Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan al-Hasani.
11. Kitab Hujjatullah ‘alal ‘Alamin, karya Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani.

Dari : ‪‎Sidogiripenerbit‬.

DETIK-DETIK KELAHIRAN NABI MUHAMMAD

Berdasarkan Penuturan Ibunda Nabi Muhammad sendiri (Sayidah Aminah)

Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami asy-Syafi’i di dalam kitabnya (النعمةُ الكبرى على العالَم) hal. 61 menjelaskan: Bahwa sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayidah Aminah (bulan Rabiul Awal), saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah semakin melimpahkan berbagai macam anugerah-Nya kepada Sayidah Aminah, mulai malam tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Bulan Rabiul Awal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad; Pada malam tanggal 1, Allah melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayidah Aminah, sehingga beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pada malam tanggal 2, datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapatkan anugerah agung yang luar biasa dari Allah. Pada malam tanggal 3, datang seruan memanggil kepadanya, "Wahai Aminah, sudah dekat saatnya Engkau akan melahirkan Nabi Agung Rasulullah Muhammad yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah." Pada malam tanggal 4, Sayidah Aminah mendengar beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan sangat jelas sekali. Pada malam tanggal 5, Sayidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim, Khalilullah. Pada malam tanggal 6, Sayidah Aminah melihat cahaya Rasulullah memenuhi segala penjuru alam semesta. Pada malam tanggal 7, Sayidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira, sehingga kebahagiaan dan kedamaiannya semakin memuncak. Pada malam tanggal 8, Sayidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana. Suara tersebut sangat jelas mengumandangkan, "Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat saat kelahiran Nabi Agung Kekasih Allah, Pencipta alam semesta." Pada malam tanggal 9, Allah semakin mengucurkan limpahan belas kasih sayang-Nya kepada Sayidah Aminah, sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah atau sakit dalam diri dan jiwa Sayidah Aminah. Pada malam tanggal 10, Sayidah Aminah melihat tanah Thoif dan Mina ikut bergembira ria menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad. Pada malam tanggal 11, Sayidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Nabi Besar Muhammad. Maka, pada malam 12 Bulan Rabiul Awal, langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun, saat itu Sayid Abdul Muthalib sedang bermunajat kepada Allah di sekitar Kabah dan Sayidah Aminah sendirian di rumah tanpa ada seorangpun yang menemaninya. Tiba-tiba, beliau Sayidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah. Lalu, perlahan-lahan muncul empat wanita yang sangat anggun nan cantik jelita dan diliputi cahaya yang memancar berkemilauan serta semerbak harum wewangian memenuhi seluruh ruangan. Tiba-tiba, wanita pertama (Hawa, istri Nabi Adam) datang dan berkata kepada Sayidah Aminah, "Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan Nabi Agung junjungan alam semesta, Baginda Nabi Muhammad. Kenalilah olehmu sesungguhnya aku ini adalah Hawa, Ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah untuk menemanimu." Kemudian Ibu Hawa duduk di samping kanan Sayidah Aminah. Dan mendekat lagi wanita yang kedua (Sarah, istri Nabi Ibrahim) kepada Sayidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya, "Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan Baginda Nabi Muhammad, seorang Nabi Agung yang dianugerahi Allah kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya. Nabi Agung yang ilmunya sebagai sumber seluruh ilmunya para nabi dan para kekasih Allah. Nabi Agung yang cahayanya meliputi seluruh alam. Dan ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku ini adalah Sarah, istri Nabi Ibrahim. Aku diperintahkan Allah untuk menemanimu." Kemudian Sayidah Sarah duduk di sebelah kiri Sayidah Aminah. Maka, wanita ketiga (Asiyah binti Muzahim, istri Firaun) pun kemudian mendekat dan menyampaikan berita gembira kepadanya, "Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad, Kekasih Allah yang paling agung dan insan sempurna yang paling utama mendapatkan pujian dari Allah dan dari seluruh makhuk-Nya. Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah untuk menemanimu". Kemudian Sayidah Asiyah binti Muzahim tersebut duduk di belakang Sayidah Aminah. Sejenak Sayidah Aminah semakin kagum, karena wanita yang ke empat (Maryam, ibunda Nabi Isa) adalah lebih anggun berwibawa dan memiliki kecantikan luar biasa. Kemudian mendekat kepada Sayidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira, "Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad yang dianugerahi Allah berbagai macam mukjizat yang sangat agung dan sangat luar biasa. Beliau lah junjungan seluruh penghuni langit dan bumi. Hanya untuk beliau, semata segala bentuk shalawat (rahmat takzim) Allah dan salam sejahtera-Nya yang sempurna. Ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam ibunda Nabi Isa. Kami semua ditugaskan oleh Allah untuk menemanimu demi menyambut kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad." Kemudian Sayidah Maryam, ibunda Nabi Isa duduk mendekatkan diri di depan Sayidah Aminah. Maka, keempat wanita suci mulia nan agung di sisi Allah tersebut kemudian merapat dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Muhammad, Sayidah Aminah Binti Wahab, sehingga Ibunda Rasulullah semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan dalam jiwanya. Kebahagiaan dan keindahan yang dialami oleh Ibunda Rasulullah saat itu, tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Dan peristiwa demi peristiwa yang sangat agung, semakin Allah limpahkan demi penghormatan besar kepada Baginda Rasulullah Muhammad. Keajaiban berikutnya adalah Sayidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya saling berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayidah Aminah dan mereka memanjatkan puja, puji dan tasbih kepada Allah dengan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda. Detik berikutnya adalah Sayidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka. Terlihat oleh beliau berbagai macam bintang-bintang di angkasa raya yang sangat indah berkilauan yang saling beterbangan di langit ke segenap penjuru angkasa yang sangat cerah dipenuhi cahaya. Selanjutnya, Allah limpahkan mandat khusus kepada Malaikat Jibril untuk mengemban tugas agung dalam momen yang paling agung dan bersejarah bagi seluruh makhluk Allah. Firman Allah kepadanya: "Hai Jibril, serukanlah kepada seluruh arwah suci para nabi, para rasul dan para wali agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad. Hai Jibril, bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat al-Qurb dan al-Wishal kepada Nabi Agung Muhammad yang memiliki nur dan maqam luhur di sisi-Ku. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Malaikat agar menutup semua pintu neraka. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Ridlwan agar membuka seluruh pintu surga. Hai Jibril, pakailah olehmu Hullah ar-Ridlwan (pakaian khusus yang diliputi keridhaan-Ku) demi menyambut kekasih-Ku, Nabi Agung Muhammad. Hai Jibril, turunlah ke bumi dengan membawa seluruh pasukan malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para Malaikat Karubiyyin, para malaikat yang selalu mengelilingi Arasy, suruh mereka semua turun ke bumi dan berbaris rapi demi memuliakan dan mengagungkan kedatangan kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad. Hai Jibril, kumandangkanlah seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ketujuh dan di segenap penjuru bumi hingga lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa sesungguhnya sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi Akhir Zaman, Baginda Nabi Muhammad." Kemudian seketika itu pula Malaikat Jibril secepat kilat langsung melaksanakan seluruh mandat khusus dan agung dari Allah tersebut. Serentak beliau bawa seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung Mekah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Mekah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula seluruh hewan-hewan yang ada di segenap penjuru di bumi, di lautan dan di angkasa bersuka cita demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad. Ibunda Rasulullah, Sayidah Aminah berkata, "Saat itu pula, dengan izin Allah, bisa terlihat jelas olehku gedung-gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku juga melihat tiga pilar bendera yang dibawa oleh para malaikat. Yang satu ditancapkan di jagad timur, yang satu ditancapkan di jagad barat dan yang satunya lagi di atas Kabah Baitullah. Dalam keadaan yang dipenuhi oleh misteri segala keajaiban yang sedemikian rupa, seketika pula datang serombongan burung-burung bercahaya yang indah memenuhi ruanganku, datang silih berganti. Paruh dan sayapnya adalah berupa mutiara zamrud dan yaqut yang indah sekali. Burung-burung tersebut menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka ragam indahnya di ruanganku. Setelah itu, mereka serentak memanjatkan puja, puji dan tasbih kepada Allah. Dan aku lihat pula para malaikat datang bergerombolan dan silih berganti sambil membawa mabkharah (tempat dupa) berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa-dupa wewangian surga yang semerbak harum baunya memenuhi seluruh jagad raya. Sambil bergemuruh, suara mereka mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad. Seketika itu pula, aku lihat bulan terbelah di atasku laksana qubah dan bintang-bintang gemerlapan berjajar rapi di atas kepalaku laksana mata rantai emas intan permata. Tiba-tiba, telah ada di sisiku secangkir minuman putih bening melebihi susu. Seketika aku meminumnya dan terasa nikmat sekali. Kelezatan manisnya melebihi gula dan madu dan kesejukannya melebihi salju (es). Maka seketika lepaslah segala dahagaku. Sangat terasa nikmat, segar dan lezat sekali yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seketika cahaya yang luar biasa meliputi diriku. Kemudian, datanglah burung putih berkilauan cahaya mendekati dan mengusapkan sayapnya pada diriku. Saat itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan dan aku bersandar pada para wanita yang ada di sekelilingku. Seketika lahirlah Nabi Akhir Zaman, Kekasih Allah yang sempurna, Rasulullah Muhammad. Saya tidak melihat kecuali hanya sinar cahaya yang sangat agung. Tidak lama kemudian, aku melihat putraku (Rasulullah Muhammad) telah berada di sampingku terselimuti dengan sutera putih di atas hamparan sutera hijau dalam keadaan sujud mengiba kehadirat Allah dengan mengangkat jari telunjuknya. Dan saya mendengar beliau Rasulullah mengucapkan: اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا "Allah Maha Besar dengan segala keagungan-Nya. Segala puji bagi Allah atas segala anugerah-Nya. Maha Suci Allah kekal abadi selama-lamanya." Pada saat itulah semakin memuncak kegembiraan seluruh penghuni alam semesta. Para malaikat, para nabi, para wali, para bidadari surga, seluruh makhluk-makhluk Allah yang ada di daratan, di lautan, di angkasa dan bahkan bumi, laut, udara, bintang-bintang, bulan, matahari, langit, Kursi dan Arasy, seluruhnya benar-benar meluapkan kegembiraan dan memuncakkan shalawat takdzim kepada Kekasih Allah, Nabi Akhir Zaman, Baginda Rasulullah Muhammad. Bahkan, Kabah Baitullah ikut bergetar selama 3 hari berturut-turut karena bahagia dan bangga menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Maulid ad-Dibai, milik Imam Abdur Rahman ad-Dibai, ِفَاهْتَزَّ الْعَرْشُ طَرَبًا وَاسْتِبْشَارًا وَازْدَادَ الْكُرْسِيُّ هَيْبَةً وَوَقَارًا وَامْتَلَأَتِ السَّمَوَاتُ أَنْوَارًا وَضَجَّت الْمَلَائِكَةُ تَهْلِيْلًا وَتَمْجِيْدًا وَاسْتِغْفَارًا "Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad), Arasy seketika gentar hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya. Kursi juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya. Seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang. Para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar kepada Allah dengan mengucapkan: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ "Maha Suci Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Allah Maha Besar." Sesungguhnya dengan keagungan Baginda Rasulullah Muhammad di sisi Allah, maka Allah telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya (Malaikat Jibril, Malaikat Muqarrabin, Malaikat Karubiyyin, malaikat yang selalu mengelilingi Arasy dan malaikat lainnya) agar serentak berdiri pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad dengan memanjatkan tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan istighfar kepada Allah. Semua fenomena keajaiban-keajaiban agung yang terjadi pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad yang diwujudkan oleh Allah, semata-mata hanya menunjukkan kepada semua makhluk Allah bahwa Baginda Nabi Muhammad adalah makhluk yang paling dicintai-Nya, makhluk yang paling agung dan mulia derajatnya di sisi-Nya. Sayyidul Mursalin, Rasulullah dilahirkan di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di Mekkah pada pagi hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 51 Sebelum Hijrah, tahun pertama tragedi pasukan gajah atau empat puluh tahun dari berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan. Juga bertepatan dengan Hari Senin, tanggal 4 Mei 572 M sesuai dengan analisis seorang Alim Besar, Muhammad Sulaiman al-Manshur Furi dan Astrolog (Ahli Ilmu Falak), Mahmud Basya. Rasulullah Lahir dalam keadaan yatim. Ayah beliau (Abdullah) meninggal dunia saat beliau masih dalam kandungan Berikut ini adalah kejadian-kejadian luar biasa pada saat Nabi Muhammad dilahirkan: Ibunda nabi Muhammad berkata, "Saat ia dalam kandunganku, aku bermimpi melihat cahaya terang yang keluar dari diriku menyinari istana-istana Bushra di negeri Syam. Demi Allah, selama aku hamil sama sekali tidak merasa berat. Tidak ada wanita hamil yang merasa seringan dan semudah yang aku rasakan. Ketika lahir, ia meletakkan telapak tangannya di tanah, sedang kepalanya menengadah ke langit." Telah terjadi irhashat (tanda-tanda awal yang menunjukkan kenabian) ketika milad beliau. Di antaranya: (1) Runtuhnya 14 balkon istana kekaisaran. (2) Padamnya api yang sekian lama disembah oleh kaum Majusi, dan (3) Hancurnya gereja-gereja di sekitar danau Sawah setelah airnya menyusut. (Riwayat tersebut dilansir oleh ath-Thabari dan al-Baihaqi). Begitu juga, keberkahan yang dirasakan oleh Halimah saat mengasuh Nabi Muhammad adalah: 1. Unta milik Halimah yang sudah tua yang digunakan untuk membawa Nabi Muhammad secara mengejutkan bisa menempuh jarak yang tidak bisa ditempuh oleh unta lain yang lebih sehat dan lebih muda dari unta miliknya. “Kemudian kami pergi keluar lagi dan aku menunggangi unta betinaku dan membawa serta beliau di atasnya. Demi Allah, unta betinaku tersebut sanggup menempuh perjalanan yang tidak sanggup dilakukan oleh unta-unta mereka, sehingga teman-teman wanitaku dengan penuh keheranan berkata kepadaku, 'Wahai putri Abu Zuaib, Celaka! Kasihanilah kami. Bukankah unta ini yang dulu pernah bersamamu?' Aku menjawab, 'Demi Allah, inilah unta yang dulu itu!' Mereka berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya unta ini memiliki keistimewaan'." 2. Kambing milik Halimah mengeluarkan banyak susu di saat yang lain tidak setetes pun keluar air susunya. "Kemudian kami mendatangi tempat tinggal kami di perkampungan kabilah Bani Saad. Sepanjang pengetahuanku, tidak ada bumi Allah yang lebih tandus darinya. Ketika kami datang, kambingku tampak dalam keadaan kenyang dan banyak air susunya, sehingga kami dapat memerasnya dan meminumnya. Padahal orang-orang tidak mendapatkan setetes air susu pun walaupun dari kambing yang gemuk. Kejadian ini membuat orang-orang yang hadir dari kaumku berkata kepada para pengembala mereka, 'Celakalah kalian! Pergilah membuntuti ke mana saja pengembala kambing putri Abu Zuaib mengembalakannya." Referensi: 1. Kitab Nurul Musthofa Jilid 1, karya Habib Murtadho bin Abdullah bin Ahmad al-Kaff. 2. Riwayat Kehidupan Nabi Muhammad, karya H.M. Hamid Husaini. 3. Kitab al-Hawi lil-Fatawi yang dikarang oleh Syaikh Jalaluddin Abdur Rahman as-Suyuthi. 4. Kitab Dalailun Nubuwwah, karya Imam Baihaqi. 5. Kitab Dalailun Kurniawan yang dikarang oleh Imam Abu Na’im al-Ashfahani. 6. Kitab an-Ni’matul Kubra ‘alal ‘Alam. Karya Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami. 7. Kitab Sabilul Iddikar, karya Imam Quthbul Ghouts wad-Da’wah wal-Irsyad Habib Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad. 8. Kitab al-Ghurar, karya Habib Muhammad bin Ali bin Alawy Ba Alawy al-Husaini. 9. Kitab asy-Syifa’ yang dikarang oleh Imam Qadhi ‘Iyadh. 10. Kitab as-Sirah An-Nabawiyah, karya Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan al-Hasani. 11. Kitab Hujjatullah ‘alal ‘Alamin, karya Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani.
Dari : ‪‎Sidogiripenerbit‬.

Sabtu, 12 Desember 2015

One Day One Juz (ODOJ)

�� Belum Ikut ODOJ? Daftar Yuk! ��Menelusuri Sejarah Gerakan One Day One Juz (ODOJ)�� ��Setelah sekian waktu kita sudah santer terdengar tenta gerakan One Day One Juz (ODOJ). Tentu ada yang bertanya, bagaimana sih awal terbentuknya gerakan berbasis komunitas ini? Siapa sih yang mencetuskan ide kreatif hingga kini sekitar 80.000 orang tergerak untuk tilawah 1 juz/hari dengan penuh semangat? Penasaran??? Simak yuk! ��Sebenarnya, banyak pribadi muslim yang sejak dulu sudah menargetkan tilawah 1 juz/hari. Namun tak jarang yang mengalami kendala dalam mengatur waktu antara tilawah dan kesibukan sehari-hari. ��Pada tahun 2007 mulailah dirintis program ODOJ. Waktu itu hanya dilakukan oleh 2 (dua) orang penggeraknya yaitu Bhayu Subrata dan Pratama Widodo dari Purwokerto. Bhayu membuat buku saku yang isinya kumpulan doa-doa harian yang halaman pertamanya diselipkan ajakan untuk ODOJ. Waktu itu buku saku tersebut dibagikan cuma-cuma pada pernikahannya. Widodo ditahun yang sama mulai membangun fanspage (Facebook) "One Day One Juz" dengan harapan program ODOJ tidak hanya berhenti di buku saku, tapi bisa menasional bahkan mendunia. �� Isi dari ajakan ODOJ demikian: “Teknik Mudah Baca Al Quran Harian, rumus 2x5 yakni membaca 2 lembar setelah sholat fardhu 5 waktu. Insya Allah khatam 1 juz dalam 1 hari. Ajak dan motivasi teman anda untuk melakukan yang sama dan buatlah komunitas One Day One Juz ”. Sampai sekarang menjadi fanspage resmi ODOJ pusat. ��Pada September 2010 metode Whatsapp ODOJ diperkenalkan oleh sekelompok alumni Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan segenap aktivis rumah Qur’an Depok juga ikut menyebarluaskan ODOJ melalui whatsapp tersebut, hingga pada akhirnya Fatma -adik ipar dari Ricky Adrinaldi- pun mengikuti metode ODOJ yang tergabung dalam grup ODOJ Aktivis Rumah Quran. ��Melihat hal tersebut, Ricky Adrinaldi dan beberapa temannya tergerak menggunakan metode serupa untuk mempermudah tilawah Al-Qur’an dalam sehari dengan target satu juz. Pada awalnya hanya gabungan dari beberapa kelompok kajian rutin saja, yang belum lengkap hingga 30 orang, baru pada minggu keempat grup tersebut dibentuk komplit 30 orang sehingga lahirlah grup ODOJ Ikhwan #1. ��Dengan bismillah, dari grup kecil tersebut muncullah ide untuk mengembangkan ODOJ. Pada tanggal 4 November 2013, setelah grup ODOJ Ikhwan #1 lahir, dibentuk kepengurusan ODOJ kecil dengan nama “ODOJ support team” yang mencoba mengembangkan sistem berbasis website sebagai sarana promosi ODOJ dan juga sistem Whatsapp ODOJ (WA ODOJ) berbasis motivasi istiqomah dan menyebarkan ODOJ ke masyarakat luas. ��Pada tanggal 11 November 2013 diadakan soft launching gerakan ODOJ di Masjid Baitut Tholibin, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. ��Ketika hendak membangun website dan membeli domain www.onedayonejuz.org, pengurus terlebih dahulu mencari tahu apakah domain serupa telah ada atau tidak sebelumnya. Ternyata sebelumnya sudah ada domain www.onedayonejuz.com yang setelah ditelusuri dimiliki oleh seorang yang bernama Fajar ikhwah asal Bandung yang juga sudah memiliki akun @onedayonejuz di twitter. Setelah ditelusuri kontaknya Fajar, ODOJ Support Team pun bersinergi dengan Fajar. ��Tidak hanya domain, logo ODOJ-pun yang sebelumnya beredar di internet turut serta ditelusuri oleh “ODOJ Support Team”. Ternyata logo tersebut awalnya telah didesain oleh Bapak Bhayu Subrata dari Purwokerto. Pada tahun 2009 Pak Bhayu juga telah menerapkan dan mempublikasikan metode ODOJ ini menggunakan fasilitas Short Message Service (SMS) dan juga buletin, yang mana Pak Bhayu mengirimkan SMS Broadcast berupa nasihat tentang Al-Qur’an untuk mengaji satu hari satu juz, dan membuat buletin untuk disebarkan. ODOJ Support Team pun meminta izin penggunaan logo ODOJ yang telah didesain oleh Pak Bhayu untuk digunakan sebagai logo resmi ODOJ. ��Makna dari logo tersebut menurut pak Bhayu adalah warna hijau : Pemuda, 1 day 1 juz : Program Untuk Anak Muda, Merah : Semangat/Tekad, Putih : Bersih/Niat, sedangkan kombinasi Werah Putih dan Hijau adalah berarti Bendera Indonesia dan Bendera Palestina ��Setelah ditelusuri kembali oleh “ODOJ Support Team”, ditemukan bahwa pada tahun 2010 fanspage ODOJ juga telah dibuat di facebook oleh Widodo Pratama mahasiswa UNNES dengan total like sekitar 2.000an dan juga blog ODOJ di situs www.1day-1juz.blogspot.com. Sebelumnya, Widodo juga telah berkolaborasi dengan Pak Bhayu. ��Mulai dari metode whatsapp, sms dan buletin tersebut, pengurus ODOJ mencoba menggabungkan tiga fasilitas tersebut dalam mengembangkan dan menyebarluaskan ODOJ. ��Satu hari setelah soft launching, pengurus mencoba melakukan promosi website ODOJ melalui twitter dengan mengirim mention ke beberapa ustadz seperti aa Gym, Yusuf Mansur, pejabat pejabat Negara spt Presiden SBY, atau bahkan Barac Obama, Bintang dan dai Top, dan lain lainnya. Pertama kali diretweet oleh KH. Sharif Rahmat seorang dosen perguruan tinggi ilmu Al Qur’an, dai kondang dan hafidz Qur’an. Kemudian dipromosikan juga oleh beberapa ustadz terkenal lainnya sehingga pengunjung web semakin banyak dan ODOJ semakin booming serta dengan bantuan Media/portal berita online islampos sehingga semakin cepat penyebaran ODOJ ��Ternyata program ODOJ via whatsapp ini banyak diminati dan dengan cepat tersebar ke seluruh Indonesia. ODOJERS berasal dr berbagai kalangan. Tua muda, besar kecil, pengusaha, penulis, ustadz, motivator, artis,dll. Semuanya tersebar tak hanya di Indonesia, tapi juga sampai luar negeri. ��Oleh karena peserta ODOJ yang semakin banyak, maka dibentuklah kepengurusan ODOJ. Visi dari ODOJ adalah membudayakan tilawah 1 juz/hari di seluruh lapisan masyarakat muslim dari berbagai kalangan. Cita cita ODOJ adalah menjadikan mengaji Al Qur'an sebagai budaya di negeri ini. Demi menjaga kemurnian ODOJ, gerakan ODOJ berusaha sebisa mungkin terlepas dari segala warna atau lembaga tertentu. (Sumber : Fatah/IT/Promas-ed) "Ya Allah karuniakan kasih sayang-MU padaku melalui Al- Qur'an-MU. Jadikan ia imam, cahaya, hidayah, dan sumber rahmat bagi-ku. Ya Allah, ingatkan aku jika aku lupa mengingat ayat-ayatnya. Ajari aku ayat-ayat yang susah untuk dipahami. Beri aku kenikmatan ketika membacanya di kala siang ataupun malam. Dan, jadikan ia sebagai hujjah bagiku wahai Tuhan sekalian alam." Update "Program Growth ODOJ" : ������ Hari/Tgl : Rabu , 5 Maret 2014 Group Ikhwan : 735 Group Akhwat : 2071 TOTAL GRUP : 2.806 TOTAL ODOJER : 84.180 Ingin bergabung dengan ODOJ??? Tiga cara mudah DAFTAR ODOJ : 1. Daftar lewat web resmi ODOJ www.daftar.onedayonejuz.org 2. Daftar via WHATSAPP Pendaftaran melalui pesan WhatsApp dg format: Nama#jeniskelamin#Domisili#nomor WA Kirim ke: Ikhwan 0896 5366 1566 (a.n Susanto) Akhwat 0815 3674 9926 (a.n Icha) 3. Daftar via Blackberry Messanger Pendaftaran ODOJ BBM melalui pesan SMS dg format: Nama#jeniskelamin#Domisili#PIN Kirim ke: Ikhwan 0878 7227 6166 (a.n Acang) Akhwat 0877 8443 6000 (a.n Endria) ��Ayoooooo... Ajak Keluarga, teman dan tetangga untuk merasakan nikmatnya bergabung di Komunitas One Day One Juz. Jangan lupa.. Ikuti Grand Launching Komunitas ODOJ hari Ahad tgl 4 Mei 2014 di Masjid Istiqlal, Jakarta pukul 06:30-15:00 WIB. InsyaAllah akan ada Deklarasi "Indonesia Cinta Al-Qur'an" bersama para tokoh, ulama, artis, dan semua ODOJERS. Target 30.000 ODOJERS hadir dalam acara yg luar ini. Grand launching ODOJ adalah saat dimana kita akan mendeklarasikan ODOJ sebagai sebuah budaya baru di negeri ini yaitu budaya mengaji. Semoga setelah itu ODOJ semakin membumi. �� Contact us : Twitter : @onedayonejuz Website : www.onedayonejuz.org Fanspage : One Day One Juz Instagram : One Day One Juz

Kamis, 10 Desember 2015

PERAYAAN PERINGATAN MAULID NABI SAW. BID'AHKAH ?



Setiap tahun, sebagian umat Islam di belahan dunia tidak pernah absen dari perayaan Maulid Nabi SAW.. Bahkan, perayaan ini seakan sudah menjadi sebuah adat tersendiri di berbagai belahan bumi. Momen hari kelahiran Nabi SAW. yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal dipergunakan oleh umat Islam untuk semakin meningkatkan kecintaan kepada beliau.
Perayaan yang selalu diselenggarakan setiap tahunnya ini telah menjadi pembicaraan menarik sepanjang abad. Akan tetapi, ada sebagian kelompok yang berpendapat bahwa merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. adalah bid’ah sayyi’ah (buruk) dan hukumnya haram. Oleh karena itu dalam tulisan singkat ini, penulis ingin menjelaskan tentang hukum merayakan Maulid Nabi SAW. menurut syariat dan dalil-dalil beserta pendapat sebagian ulama mengenainya.


Pengertian Maulid
Kata “maulid” secara bahasa berarti waktu kelahiran. Dalam kitab Lisanul Arab[1] karya Ibnu Mandhûr disebutkan bahwa kata maulid bermakna: “Maulid al-rajul: wilâdatuhu.” Jadi, yang dimaksud dengan kata maulid  adalah waktu kelahiran seseorang.
Adapun pengertiannya secara istilah adalah sebuah perkumpulan yang di dalamnya terdapat pembacaan ayat Al-Quran dan sirah Nabi SAW., serta boleh juga ditambahkan dengan menghidangkan makanan bagi para hadirin. Dan perbuatan semacam ini tergolong dalam amalan bid’ah hasanah[2] yang mendapat pahala karena bertujuan mengagungkan Nabi Muhammad SAW. dan menampakkan kegembiraan atas kelahiran beliau.[3]
Sejarah Awal Mula Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Jika kita berbicara tentang sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW. maka orang yang pertama kali merayakan Maulid Nabi adalah Shahibul Maulid (pemiliknya sendiri) yaitu Nabi Muhammad SAW., sebagaimana keterangan dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Ketika Nabi SAW. ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: “Hari Senin adalah hari kelahiranku.” Hadis ini adalah dalil yang paling kuat dalam legalitas perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW..
Setelah itu, dalam perkembangannya, perayaan Maulid Nabi SAW. dirayakan secara meriah untuk pertama kalinya pada masa penguasa daerah Irbil, yaitu Raja Mudzaffar Abu Said Kaukabry bin Zainuddin Ali bin Baktakin. Ia adalah seorang raja yang sangat dermawan. Ibnu Katsir dalam “tarikh”-nya mengatakan bahwa Raja Mudzaffar adalah seorang pahlawan pemberani serta pandai dan cerdik. Yusuf bin  Qaz (cucu Abu Farj Ibnul Jauzi) dalam kitabnya “Mir’ah  al-Zaman” menceritakan bahwasanya dalam setiap perayaan Maulid Nabi SAW., Raja Mudzaffar menyediakan hidangan 5000 potong kepala kambing bakar, 10.000 potong ayam, 100 kuda, 100.000 zabady, dan 30.000 piring yang berisi manisan. Dan yang menghadiri perayaan maulid kala itu adalah para pembesar ulama dan tokoh sufi. Dalam perayaan maulid setiap tahunnya Sang Raja mengeluarkan biaya sekitar 300.000 dinar. Ia juga menyediakan tempat tinggal khusus bagi para tamu yang datang dari penjuru dunia dengan total dana operasional sekitar 100.000 dinar setiap tahunnya. Ia juga mengucurkan dana untuk perawatan dan kemakmuran Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah serta pengairan di Hijaz sekitar 30.000 dinar setiap tahunnya. Seluruh dana yang ia keluarkan ini belum termasuk sedekah-sedekahnya di sektor lainnya.
Istri Sang Raja yang bernama Rabi’ah Khatun binti Ayyub (saudari Panglima Besar Islam Shalahuddin al-Ayyubi) pernah menceritakan mengenai suaminya, bahwa ia (raja) hanya berpakaian yang terbuat dari kain katun yang harganya tidak sampai 5 dirham. Istrinya pernah mencela hal itu, dan Sang Raja menjawab: “Aku berpakaian dengan pakaian seharga kurang dari 5 dirham dan menyedekahkan sisa uangnya lebih baik daripada aku berpakaian yang mahal dengan menterlantarkan orang fakir dan miskin.”
Ibnu Khalikan ketika menulis biografi al-Hafiz Abu Khattab Ibnu Dihyah berkata: “Ia (Ibnu Dihyah) adalah termasuk pembesar pada ulama yang melanglang buana, pergi ke Maghrib (Maroko), Syam (Suriah), Irak, dan kemudian menetap di Irbil tahun 604 H.. Di sana ia mendapati raja daerah itu (Raja Mudzaffar) sedang merayakan Maulid Nabi, lantas ia pun menulis kitab “Al-Tanwîr fî Maulid al-Basyîr al-Nadzîr” dan membacanya di hadapan Sang Raja. Lantas Sang Raja memberinya hadiah sebesar 1000 dinar atas hal itu.[4]
Terkait tuduhan bahwa Perayaan Maulid Nabi pertama kali diadakan pada masa Dinasti Fathimiyah (Syiah), Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki berkata: “Dan tidak perlu memperdulikan ucapan seseorang yang mengatakan bahwa yang pertama kali merayakan Maulid Nabi adalah al-Fathimiyun sebab hal ini bisa jadi karena suatu kebodohan atau pura-pura tidak tahu kebenaran.”[5]


Dalil-Dalil Tentang Peringatan Maulid
Peringatan Maulid Nabi pada dasarnya adalah ungkapan rasa senang dan gembira dengan Nabi Kita Muhammad SAW, sebab rasa senang dan gembira itu sendiri merupakan perintah Allah:
﴿قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ﴾ (يونس: 58)
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada kita agar bergembira dengan karunia dan rahmat-Nya, sedangkan Nabi Muhammad adalah rahmat terbesar yang diberikan oleh Allah:
﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ﴾ (الأنبياء: ١٠٧)
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)
Rasa senang dan gembira ini sebagaimana yang telah Nabi contohkan sendiri dengan cara berpuasa pada hari kelahiran beliau. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ اْلأَنْصَارِيِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ فَقَالَ: فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ» (رواه مسلم: 1978)
Diriwayatkan dari Abû Qatâdah al-Anshâri: “Bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku.” (HR. Muslim: 1978)
Walaupun dengan tata cara yang bebeda, tetapi apa yang dilakukan Rasul dan perayaan maulid yang dilaksanakan oleh umat islam saat ini mempunyai esensi yang sama. Yakni sebagai suatu nikmat yang amat besar.
Dalam peringatan Maulid Nabi terdapat dorongan kuat untuk membaca shalawat dan salam kepada beliau sebagaimana firman Allah :
﴿إِنَّ اللهَ وَمَلاٰۤئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاۤ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ (الأحزاب: ٥٦)
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab: 56)


Segala sesuatu yang menjadi dorongan untuk melakukan perbuatan yang dianjurkan oleh syara’, berarti dianjurkan pula dalam syara’. Dan segala sesuatu yang menjadi dorongan melakukan perbuatan yang diperintahkan oleh syara’, berarti diperintahkan pula dalam syara’. Hal ini sesuai dengan kaidah ushuliyah:
مَا لاَ يَتِمُّ الْواَجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ (الأشباه والنظائر، ج: 2، ص: 90)
“Sesuatu yang tidak dapat sempurna sesuatu yang wajib kecuali dengannya, maka sesuatu tersebut juga berhukum wajib.”
Sekitar lima abad yang lalu Imam Jalâluddin al-Suyûthi (849-901 H/1445-1505 M) pernah menjawab polemik tentang perayaan Maulid Nabi ini. Di dalam al-Hâwi li al-Fatâwi beliau menjelaskan:
فَقَدْ وَقَعَ السُّؤَالُ عَنْ عَمَلِ الْمَوْلُوْدِ النَّبَوِيِّ فِيْ شَهْرِ رَبِيْعِ اْلأَوَّلِ، مَا حُكْمُهُ مِنْ حَيْثُ الشَّرْعِ، وَهَلْ مَحْمُوْدٌ أَوْ مَذْمُوْمٌ، وَهَلْ يُثَابُ فَاعِلُهُ اَوْ لاَ؟ قَالَ: اَلْجَوَابُ عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ الْمَوْلُدِ الَّذِيْ هُوَ اجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاۤءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآٰنِ وَرِوَايَةُ اْلأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَإِ أَمْرِ النَّبِيِّ وَمَا وَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ اْلآٰيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهَمُ سَمَاطً يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلٰى ذٰلِكَ هُوَ مِنَ الْبَدْعِ الْحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ وَإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَاْلإِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ (الحاوي للفتاوي، ج: 1، ص: 251-252)
“Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi pada bulan Rabi’ul Awal, bagaimana hukumnya menurut syara’. Apakah terpuji ataukah tercela? Dan apakah orang yang melakukan diberi pahala ataukah tidak? Beliau menjawab: “Jawabannya menurut saya bahwa semula perayaan Maulid Nabi yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupan-nya. Kemudian menghidangkan makanan yang dinik-mati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukan diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia.”
Bahkan hal ini juga diakui oleh Ibnu Taimiyah, sebagaimana dikutip oleh Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki:
قَالَ ابْنُ تَيْمِيَّةَ: قَدْ يُثَابُ بَعْضُ النَّاسِ عَلٰى فِعْلِ الْمَوْلُوْدِ، وَكَذٰلِكَ مَا يُحْدِثُهُ بَعْضُ النَّاسِ إِمَّا مَضَاهَاةٌ لِلنَّصَارٰى فِيْ مِيْلاَدِ عِيْسٰى وَإِمَّا مَحَبَّةٌ لِلنَّبِيِّ وَتَعْظِيْمًا لَهُ، وَاللهُ قَدْ يُثِيْبُهُمُ عَلٰى هٰذِهِ الْمَحَبَّةِ وَاْلإِجْتِهَادِ، لاَ عَلَى الْبَدْعِ (منهج السلف في فهم النصوص بين النظرية والتطبيق، ص: 399)
Ibnu Taimiyah berkata: “Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi akan diberi pahala. Demikian pula yang dilakukan oleh sebagian orang, adakalanya bertujuan meniru kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi. Allah akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid’ah yang mereka lakukan.” Peringatan Mauid Nabi ini, mengandung banyak fadlîlah (keutamaan) di antaranya adalah sebagaimana yang dikutip oleh al-Imam Syihâbuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami asy-Syafi’i (899-974 H/1494-1566 M) dalam kitabnya al-Ni’matu al-Kubrâ ‘alâ al-‘Alam fî Maulidi Sayyidi Waladi Adam berikut ini:
قَالَ أَبُوْ بَكْرِ نِالصِّدِّيْقَ :«نْ اَنْفَقَ دِرْهَمًا عَلٰى قِرَاۤءَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ كَانَ رَفِقِيْ فِي الْجَنَّةِ»
Sayyidina Abû Bakar ash-Shiddiq berkata: “Barangsiapa yang menginfaqkan satu dirham atas dibacanya Maulid Nabi, maka ia adalah temanku di surga.”
قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ : مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدَ النَّبِيِّ قَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ» Sayyidina ‘Umar bin Khaththâb berkata: “Barangsiapa yang mengagungkan Maulid Nabi, sungguh ia telah menghidupkan agama islam.” قَالَ عُثْمَانُ ابْنُ عَفَّانَ مَنْ اَنْفَقَ دِرْهَمًا عَلٰى قِرَاۤءَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ فَكَأَنَّمَا شَهِدَ غَزْوَةَ بَدْرٍ وَ حُنَيْنٍ»
Sayyidina Abû Bakar ash-Shiddiq berkata: “Barangsiapa yang menginfaqkan satu dirham atas dibacanya Maulid Nabi, maka seakan-akan ia rela mengorbankan jiwanya untuk membela agama pada perang Badar dan perang Hunanin”
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِيْ طَالِبٍ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ: «مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدَ النَّبِيِّ وَكَانَ سَبَابًا لِقِرَاۤءَتِهِ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ بِاْلإِيْمَانِ وَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ»
Sayyidina ‘Ali bin Abî Thâlib KW berkata: “Barangsiapa yang mengagungkan Maulid Nabi dan ia menjadi sebab dibacanya Maulid Nabi, maka ia tidak akan meninggal kecuali dengan iman dan masuk surga tanpa hisab.”
قَالَ حَسَنٌ الْبَصْرِيُّ وَدِدْتُ لَوْ كَانَ لِيْ مِثْلُ جَبَلِ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَتُهُ عَلٰى قِرَاۤءَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ
Hasan al-Bashri berkata: “Aku senang andaikan memiliki sebesar gunung Uhud berupa emas kemudian aku infaqkan atas dibacanya Maulid Nabi:
قَالَ الْجُنَيْدُ الْبَغْدَادِيُّ قَدَّسَ اللهُ سِرَّهُ: «مَنْ حَضَرَ مَوْلِدَ النَّبِيِّ وَعَظَّمَ قَدْرَهُ فَقَدْ فَازَ بِاْلإِيْمَانِ»
Junaid al-Baghdâdi -mudah-mudahan Allah mensucikan ruhnya- berkata: “Barangsiapa menghadiri Maulid Nabi dan mengagungkan derajatnya, sungguh ia beruntung dengan iman.”
قَالَ اْلإِمَامُ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ: «مَنْ جَمَعَ لِمَوْلِدِ النَّبِيِّ إِخْوَانًا وَهَيَّأَ طَعَمًا وَأَخْلٰى مَكاَنًا وَعَمِلَ إِحْسَانًا وَصَارَ سَبَبًا لِقِرَاۤءَتِهِ بَعَثَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ الصِّدِّقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَيَكُوْنُ فِيْ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ»
Imam Syafi’i berkata: “Barangsiapa mengumpulkan kawan-kawannya untuk menghormati Maulid Nabi menghidangkan makanan, mempersiapkan tempat, melakukan hal-hal yang baik, dan menjadi penyelenggara untuk pembacaan Maulid Nabi maka di hari kiamat ia akan dikumpulkan Allah bersama shiddiqîn, syuhadâ’, shalihîn, dan akan berada di jannâtin na’îm (surga tempat kenikmatan).”
Dihimpun oleh : H. Abd. Kholiq Hasan, M.HI. (Katib Syuriah PCNU Jombang)
##############################
[1] Ibnu al-Mandzur, Lisân al-‘Arab (Kairo: Dar al-Hadis), vol. 9, hal. 398
[2] Segala sesuatu yang terpuji yang diada-adakan setelah zaman Rasulullah SAW..
[3] Jalaluddin, al-Suyuthy, Husnul al-Maqshid fi ‘Amalil Maulid,  hal. 41
[4] Ibnu Khalikan, Waffiyah al- A’yân, vol. 2, hal. 420, 421
[5] Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, Dhiya’utthullab.
1. Shahîh Muslim karya Al-Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjâj al-Naisaburi (Imâm Muslim)
2. Al-Hâwi li al-Fatâwi karya Al-Imam Jalaluddin Abdu al-Rahman bin Abû Bakar bin Muhammad bin Sâbiq al-Khudhari al-Suyuthi (Imam Jalâluddin al-Suyûthi)
3. Manhaj al-Salafi fî Fahmi al-Nushûsh baina al-Nadhariyyah wa al-Tathbîq karya Sayyid Prof. Dr. Muhammad bin Sayyid ‘Alawi bin Sayyid ‘Abbas bin Sayyid ‘Abdu al-‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari al-Syadzili (Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki)
4. Al-Ni’matu al-Kubrâ ‘alâ al-‘Alam fî Maulidi Sayyidi Waladi Adam karya Al-Imam Syihabuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Hajar al-Haitami as-Sa’di al-Anshari as-Syafi’iy (Imam Ibnu Hajar al-Haitami)